Laman

Senin, 20 Februari 2012

Kue Pengantin Tertua di Dunia

Dalam sejumlah tradisi di mancanegara, tak lengkap rasanya pernikahan tanpa kue pengantin besar. Sebagai ikon perayaan besar, kue pengantin lumrahnya habis dimakan atau dibagikan pada kerabat dan keluarga besar.

Namun, ada yang berbeda dari kue pengantin ini. Meski warnanya tidak lagi putih seperti kebanyakan kue pengantin, desainnya masih terlihat cantik lengkap dengan hiasan bunga. Hanya, muncul retakan di beberapa bagian.


Jangan bayangkan kenikmatan rasa manis yang muncul ketika Anda melumat kue pengantin ini. Kue pengantin ini sudah tidak layak dimakan, mengingat usianya yang sudah 113 tahun. Bahkan, dinobatkan sebagai kue pengantin tertua yang masih utuh.

Dibuat pada 1898, Ketika itu mereka mendapat pesanan kue pengantin dari sebuah keluarga bangsawan. Mereka pun membuat kue pengantin dengan lapisan gula dibagian luarnya, dihiasi dengan berbagai pernak pernik yang mirip dengan perhiasan ratu Victoria, lengkap dengan bunga-bunga plastik yang kini telah berubah warna menjadi agak kecoklatan termakan waktu.

Namun karena satu alasan kue tersebut tidak jadi diambil, dan oleh keluarga diputuskan untuk menyimpannya sebagai contoh atau sample untuk pemesanan berikutnya, dan dipajang di jendela toko. Toko ini merupakan milik keluarga dan dijaga secara turun temurun. itulah kue pernikahan tertua dunia. Memakai konsep kebun anggur, kue pernikahan yang penuh dengan ornamen buah-buahan itu masih terlihat basah seperti kue baru.


Gula yang melapisi telah berubah warna menjadi coklat karena dimakan usia. Meski demikian, dikatakan bahwa bagian dalam kue ini masih lembab.

Awalnya, kue pengantin ini dipajang di jendela toko roti keluarga di Basingstoke, Hampshire, yang sudah tutup sejak 1964. Meski toko roti ini sudah tidak lagi berjualan, pemilikinya memutuskan untuk menyimpan kue tersebut di atas loteng.

Sebelum akhirnya disumbangkan ke Museum Willis di Basingstoke, kue tersebut tersimpan di loteng selama hampir satu abad.

"Kue ini telah disimpan dalam kondisi yang tidak menguntungkan. Suhu panas dan lembab di loteng menyebabkan gula meresap ke dalam dan menyebabkan warna yang lebih gelap," ujar kurator museum Sue Tapliss, dikutip Daily Mail.

Lucunya, menurut sang kurator, putri tukang roti yang ternyata belum menikah, di usia yang sudah lanjut memutuskan untuk menyumbangkan kue menjelang hidupnya. Alasannya, ia takut ada seseorang yang menemukannya di loteng dan berpikir ia telah dicampakkan di altar.

Namun, memindahkan kue pengantin tertua ini bukan perkara mudah. Meski akhirnya, kue tersebut berhasil dipindahkan dari loteng ke museum, lalu diawetkan dengan menyimpannya di dalam kotak gel silika untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar