Laman

Jumat, 30 Maret 2012

Kisah Seorang Pria Yang Kepalanya Tertembus Pipa Sepanjang Satu Meter

Hidup di tangan Tuhan, semua orang tahu itu. Tapi tetap saja orang sulit mengerti kenapa seorang yang tertancap besi tengkorak kepalanya tembus hingga ke pipi bisa tetap hidup bahkan hanya membutuhkan waktu 10 hari memulihkan kondisinya. Apa yang ingin anda komentari dari kasus ini, ajaib, aneh, luar biasa?!! Itulah bukti nyata kebesaran Tuhan. Nyawa tak akan tercabut dari kehidupan seseorang tanpa seizin Tuhan Yang Maha Kuasa.

Kasus Phineas Gage, adalah salah satu contoh kasus paling mencengangkan yang tercatat dalam sejarah medis dunia. Orang menyebut Phineas Gage adalah laki-laki beruntung. Ia berusia 25 tahun, seorang mandor pembangunan rel kereta api Rutland dan Burlington di Vermont. Suatu hari yang naas, kecelakaan kerja fatal terjadi padanya. Ia sedang meletakkan bahan peledak ke dalam tanah untuk meledakkan batu besar, tiba-tiba bahan peledak itu meledak.


Besi yang digunakan untuk memadatkan bahan peledak terlontar ke udara dan dengan kecepatan luar biasa jatuh miring menembus tengkorak kepala Phineas Gage hingga ke pipi. Besi itu panjangnya 109 cm beratnya 6 kg. Bisa dibayangkan dahsyatnya kejadian itu. Semua orang menyangka Gage tewas seketika. Pemandangan yang sangat mengerikan, besi sepanjang 1 meter itu menyembul di kepala dan pipi. Tapi aneh, atau tepatnya, terjadi keajaiban, Gage yang bersimbah darah, selamat. Bahkan ia tetap sadar saat orang-orang mengangkutnya dengan gerobak sapi menuju ke dokter.
Begitu mengerikannya kondisi Gage sampai-sampai tak seorang pun berani berharap dia lolos dari maut. Tapi yang terjadi adalah sebaliknya. Selain mata kirinya yang buta seketika, tidak ada organ-organ vital lain yang dirusak oleh besi itu. Para dokter tercengang dengan kasus ajaib ini.


KEPRIBADIAN BERUBAH
Luar biasa!! Gage hanya 10 hari dirawat di rumah sakit. Ia kembali normal; bisa berjalan, berbicara bahkan melakukan aktivitas lain. Beberapa bulan setelah kecelakaan itu, ia merasa cukup sehat untuk bekerja kembali. Tapi bos tempatnya bekerja menolak menerima ia sebagai mandor lagi. Selain dari penampilannya yang mengerikan, tapi telah terjadi perubahan dalam diri Gage. Kepribadiannya berubah! Ini tidak disadari Gage, tapi orang sekitarnya menyadari hal itu.

Sebelum kecelakaan, Gage adalah pemuda yang baik, sopan, ramah dan baik hati. Tapi setelah kecelakaan itu, ia menjadi bermulut kotor, kasar dan mudah marah. Dia ‘bukan’ Phineas Gage yang dulu lagi. Akhirnya Gage diterima bekerja sebagai pelatih kuda di New Hampshire dan Chili sebagai pengemudi kereta pos.

Dampak dari besi yang bercokol di kepalanya itu adalah ia menderita epilepsy, penyakit itulah yang membunuhnya. Pada tahun 1860, Gage meninggal setelah serangan epilepsy yang terus menerus.

Kasus Gage ini menjadi sangat terkenal di dunia kedokteran, khususnya sejarah ilmu syaraf. Karena dari kasus itulah terkuak hubungan antara trauma otak dan perubahan kepribadian seseorang. Dalam buku pengantar psikologi berjudul “An Odd Kind of Fame: Stories of Phineas Gage” yang ditulis Malcolm Macmillan, 2/3 penjelasan dalam buku itu menguraikan kasus Gage.

Sejak kasus itu terjadi bahkan setelah ia wafat, penelitian terus dilakukan yang menghasilkan terobosan-terobosan dalam bidang kedokteran. Bahkan contoh tengkorak Gage dengan batang besi yang tertancap dan menyembul keluar di pipi, menjadi model di Sekolah Kedokteran Harvard. Di sana kasus Gage ini diteliti secara intensif khususnya para ahli syaraf.

Dari penelitian intensif kasus Gage di mana terjadi perubahan kepribadian pada dirinya, didapat petunjuk bahwa bagian bagian tertentu dari otak berhubungan dengan fungsi kepribadian. Setelah mempelajari apa yang terjadi pada Gage, dokter menyimpulkan bahwa luka atau tumor yang terletak di lobus frontal otak tidak mempengaruhi kemampuan otak untuk menerima informasi. Juga, tidak memiliki dampak pada gerakan fisik atau ucapan.

Kisah Tarian Ajaib Yang Penarinya Menjadi Bertambah

Menari atau tarian merupakan hal yang sangat akrab di kenal di seluruh belahan dunia manapun. Banyak orang senang menari karena hobby bahkan menari dapat dijadikan salah satu cara untuk menjaga kesehatan. Gerakan tari dapat menghasilkan keringat yang dapat menyehatkan badan bahkan ada sebagian orang menari sebagai ajang bakat atau perlombaan. Tarian yang beraneka ragam membuat banyak orang tertarik untuk mencobanya. Disetiap belahan dunia pasti mempunyai tarian yang khas dan dijadikan sebagai tradisi adat.

Hal ini semakin mendorong manusia untuk tetap menari agar terus berkembang dan tidak punah di makan zaman. Pada dasarnya tarianmerupakan warisan yang harus di jaga dengan cara melestarikannya.


Berbicara mengenai tarian di Strasbourg, Prancis tepatnya Juli 1518 seorang wanita bernama Frau Troffea melakukan tarian yang berlangsung sekitar empat atau enam hari berturut-turut. Pada akhir minggu, tarian yang dilakukan wanita tersebut bertambah menjadi 34 orang kemudian dalam sebulan peserta tarian tersebut secara ajaib menjadi 400 orang.

Kisah ini benar-benar nyata namun tetap di luar nalar manusia kalau secara “ajaib” jumlah peserta yang menari tiba-tiba dengan sendirinya bertambah. Namun memang karena kejadian ini terjadi di tahun 1518 memang sulit mengenai bukti-bukti keberadaan tarian tersebut karena tidak seperti saat sekarang dimana semuanya dapat didokumentasikan dengan lebih mudah.